Anda belum login [ Login ]
Resource » Berita Terkini | Artikel | Download
Cari di Arsip:

Teknologi Anti Pembajakan Pesawat Sudah Ada, Tapi...

Tanggal: 28 Mar 2015
Sumber: Fino Yurio Kristo - detikinet

NamaDomain.com,

http://images.detik.com/content/2015/03/27/398/141827_alop.jpgDrone (gettyimages)

Jakarta - Kecanggihan teknologi sebenarnya sudah memungkinkan sebuah pesawat dikontrol dari darat dan meminimalisir terjadinya kecelakaan seperti yang menimpa pesawat Germanwings. Tapi karena berbagai alasan, industri penerbangan belum mau menerapkannya.

Manufaktur pesawat di Eropa dan Amerika Serikat sebenarnya telah menciptakan sistem pesawat yang diklaim anti pembajakan. Pada tahun 2006, Boeing mendapat paten bernama uninterruptible autopilot system.

Teknologi itu memungkinkan pilot, otoritas di daratan atau lembaga keamanan mengaktifkan mode penerbangan otomatis yang tidak bisa dimatikan oleh siapapun di dalam pesawat. 

Sistem canggih ini juga bisa menyala otomatis jika teroris memaksa masuk kokpit karena ia terhubung dengan sensor di pintu, yang bisa memperingatkan kalau ada tekanan paksa. Kemudian, jalur penerbangan akan dikendalikan dari bawah sampai mendarat di bandara terdekat.

Sumber di Boeing menyatakan kalau teknologi tersebut sebenarnya sudah bisa dipasang di semua pesawat pada tahun 2010. Tapi hal itu urung terjadi karena pihak maskapai atau pilot mayoritas menolaknya terkait alasan keselamatan dan uji coba yang belum maksimal. Terlebih, ada kemungkinan sistemnya dibobol hacker.

Dikutip detikINET dari DailyMail, Jumat (27/3/2015), teknologi untuk mendaratkan pesawat tanpa pilot saat ini memang sudah eksis. Contohnya pesawat drone yang tanpa awak dan sudah dimanfaatkan oleh militer berbagai negara, terutama Amerika Serikat.

Akan tetapi memang, ide menerbangkan pesawat komersial secara otomatis dengan ratusan penumpang di dalamnya masih dipandang mengkhawatirkan. Terlebih lagi jalur pesawat komersial sangat padat dan masih berbahaya jika dikendalikan dengan navigasi otomatis.

 

Lembaga British Airline Pilot Association juga menyatakan kalau penerbangan pesawat tanpa pilot memang mencemaskan. Bisa saja ada hacker mampu mengambil alih dan malah pesawat akan langsung celaka.

"Adanya dua pilot di kokpit membuat penerbangan sangat aman. Fokus dalam insiden tragis ini sepertinya adalah memastikan kedua pilot bisa mengakses kokpit sepenuhnya tanpa halangan apapun," kata juru bicara mereka.

Terlebih lagi, pilot punya kemampuan untuk melihat secara jelas situasi di sekitar. Sedangkan pengendali otomatis dari bawah mungkin tidak bisa melihat apa yang terjadi sepenuhnya.

"Saya secara pribadi tidak akan merasa nyaman jika kontrol pesawat diserahkan ke pihak selain pilot dan kopilot," kata pengamat penerbangan Inggris, Chris Yates.