Anda belum login [ Login ]
Resource » Berita Terkini | Artikel | Download
Cari di Arsip:

Akses Internet Belum Merata, Bagaimana Solusinya?

Tanggal: 14 Apr 2015
Sumber: Achmad Rouzni Noor II - detikinet

NamaDomain.com,

 


http://images.detik.com/content/2015/04/14/328/064255_kompdetikfoto460.jpg


Jakarta - Akses internet di Indonesia masih jauh dari kata merata jika melihat konsentrasi pertumbuhan penggunanya yang mayoritas masih berada di wilayah barat ‎dengan persentase 78,5% dari total pengguna internet di Tanah Air. 

"Selain itu, pengguna internet ini juga didominasi oleh mereka yang tinggal di daerah urban. Hal ini merefleksikan bahwa ketidakmerataan penggunaan internet di Indonesia masih ada,” kata Ketua Puskakom UI Inaya Rakhmani di Jakarta, Senin (13/4/2015). 

Ketua Peneliti survei 2014 APJII dari Puskakom UI Endah Triastuti lebih rinci dalam analisanya jika membandingkan alasan utama penggunaan internet yang ada di antara pengguna di Indonesia Barat dan Timur, maka penggunaan internet di Timur lebih besar persentasenya, 38% berbanding 27%.

Sementara, penggunaan internet di Indonesia Barat yang persentasenya lebih tinggi dibandingkan Indonesia Timur adalah untuk sarana sosialisasi (72% berbanding 71%), sumber informasi harian (68% berbanding 57%), mengikuti perkembangan zaman (52% berbanding 49%), bersenang-senang (35% berbanding 25%), untuk sarana bekerja (27% berbanding 23%) dan karena ingin mencoba (12% berbanding 10%).

Endah menjelaskan bahwa data tersebut konsisten dengan dua hal. Pertama, pengguna internet di Kawasan Indonesia Timur (KTI) adalah pengguna kedua terbanyak dalam mengakses internet melalui PC (20%), dimana Kalimantan adalah yang pertama (21%). 

Kedua, agenda utama pembangunan KTI yang memprioritaskan perbaikan angka statistik Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia di KTI yang jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia Barat. 

Salah satu cara menaikkan angka statistik ini adalah melalui program pendidikan dan melek huruf. Akan jauh lebih baik bagi masyarakat di KTI bila pemerintah dan industri dapat menyediakan layanan internet, terlebih broadband di KTI – sehingga mereka dapat melangsungkan pembangunan tidak hanya di area-area infrastruktur dasar seperti pendidikan.


Dengan demikian, diharapkan KTI dapat mengejar ketertinggalan dibandingkan wilayah Indonesia lainnya.

“Pengguna internet di KTI menghadapi kendala utama yang tidak dihadapi/dimiliki oleh pengguna internet di wilayah lain, yakni sinyal yang buruk,” kata Endah.

Menurutnya, ini menjadi alasan utama mengapa KTI tidak hanya membutuhkan layanan broadband, tetapi utama lebih membutuhkan pembangunan infrastuktur internet yang memadai. 

Pemanfaatan internet untuk‎ keperluan pendidikan berarti infrastruktur bertujuan untuk utamanya menopang akses informasi, sehingga alasan utama pengguna mengakses internet juga perlu dipertimbangkan. 

Mayoritas pengguna internet di seluruh wilayah, termasuk bagian timur (83,8%), mengakses untuk berjejaring melalui media sosial. Lebih jauh lagi, kegiatan berjualan online juga mayoritas dilakukan dalam jejaring sosial online (64,9%). 

Memahami acara internet digunakan serta konten apa yang diakses penting untuk menopang keperluan pendidikan, dan khususnya di wilayah timur. 

Studi-studi lebih lanjut mengenai keragaman alasan penggunaan di wilayah yang berbeda perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pengembangan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan setempat.