Anda belum login [ Login ]
Resource » Berita Terkini | Artikel | Download
Cari di Arsip:

Melongok Lab Cybercrime Interpol yang Misterius

Tanggal: 15 Apr 2015
Sumber: Anggoro Suryo Jati - detikinet

NamaDomain.com,

http://images.detik.com/content/2015/04/15/323/interpol46.jpg


Singapura - Sejak pertama direncanakan pada tahun 2013, Interpol Global Complex for Innovation (IGCI) akhirnya beroperasi penuh pada pertengahan bulan April 2015 ini. Tak sembarang orang bisa masuk ke tempat ini, apalagi untuk mengabadikan apa yang terjadi di dalam.

Fasilitas riset dan pengembangan milik Interpol ini menempati bangunan yang dulunya adalah kantor pusat kepolisan Tangling, Singapura, dan berdekatan dengan sejumlah kantor kedutaan besar seperti Amerika Serikat dan Australia di negara tersebut.

IGCI akan menjadi pelengkap jaringan Interpol yang kantor pusatnya terletak di Lyon, Perancis. Sebagai pusat inovasi, tugas utama IGCI adalah mengembangkan alat-alat canggih serta meningkatkan kemampuan anggotanya agar mampu menghadang ancaman kriminalitas jenis baru, yaitucybercrime.

Di fasilitas ini, Interpol bekerja sama dengan sejumlah pihak, salah satunya Kaspersky Lab. Bentuk kerja samanya adalah, Kaspersky Lab menempatkan sejumlah pakar terbaiknya di IGCI, yang bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Contohnya adalah Vitaly Kamlyuk, ahli keamanan cyber dari Kaspersky Lab yang ditempatkan di IGCI sebagai peneliti ancaman pada divisi Digital Forensic Laboratorium. 

Saat ditemui oleh sejumlah awak media, termasuk detikINET di IGCI, Selasa (15/4/2015), Kamlyuk menyebut bahwa salah satu tugasnya di fasilitas tersebut adalah untuk menganalisis keberadaan malware dalam sebuah aplikasi.

"Untuk mendeteksi keberadaan malware dalam sebuah aplikasi, kami melakukan reverse engineering. Di setiap aplikasi itu ada jutaan baris kode. Biasanya membutuhkan waktu bulanan untuk menganalisis, namun dengan metode kami hal itu bisa selesai dalam beberapa hari saja," ujar Kamlyuk.


Ia juga sedikit menjelaskan proses kerjanya dalam menganalisis malware. Setiap PC akan bekerja secara beriringan dengan sebuah PC lainnya. 

Saat akan melakukan pengujian malware, akan dilakukan dalam sebuah PC yang tidak terkoneksi ke dalam jaringan, sehingga aplikasi jahat itu tak akan menyebar.

Dalam ruang kerjanya terlihat juga sejumlah alat yang bisa digunakan untuk mengkopi image dari sebuah hardisk, yang setelahnya bisa dianalisis untuk mendeteksi keberadaan malware.

Ada juga sebuah alat yang terhubung ke PC dan mempunyai bermacam port untuk menghubungkan hampir semua jenis ponsel yang ada saat ini. Sayangnya atas alasan keamanan, pihak Interpol melarang para awak media untuk memotret isi ruangan tersebut. Termasuk untuk mewawancarai anggota Interpol yang lain pun tak bisa sembarangan, harus dapat approval dulu dari mereka.

IGCI sebenarnya sudah beroperasi sejak November 2014 lalu. Namun saat itu masih menempati bangunan sementara. Di bangunan baru ini, ada sekitar 110 petugas kepolisian dari 50 negara yang bertugas, dan secara total bisa digunakan untuk menampung sekitar 350 pegawai.