Anda belum login [ Login ]
Resource » Berita Terkini | Artikel | Download
Cari di Arsip:

Tamansari, Aplikasi Lokal Sahabat Petani

Tanggal: 31 Aug 2015
Sumber: Achmad Rouzni Noor II - detikinet

NamaDomain.com,

Tamansari, Aplikasi Lokal Sahabat Petani

Jakarta - Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, perusahaan pengembang lokal menciptakan sebuah aplikasi yang diharap bisa membantu petani di Indonesia agar lebih produktif.

Aplikasi buatan EBconnection itu diberi nama Tamansari, yang merupakan singkatan dari petani aman sejahtera dan mandiri. Menurut Ikhwani, Chief Technology Officer perusahaan itu, aplikasi ini memiliki algoritma yang lengkap untuk membantu petani mengelola lahannya.

"Kita bisa mengetahui siapa nama petani, dari kelompok mana dia, daerah mana, dan kabupaten mana yang akan menghasilkan beras sebanyak berapa ton dan kapan panen," paparnya dalam keterangan yang dikutip detikINET, Senin (30/8/2015).

Aplikasi ini, lanjut Ikhwani juga bisa menghitung berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk mengelola lahan yang dimilikinya. MIsalnya, untuk menghitung berapa kebutuhan biaya tanam, dan berapa pupuk yang diperlukan.

"Dan yang paling unik aplikasi kami ini sudah memiliki database mengenai perbedaan besarnya biaya antara pemanen wanita dan pria semua juga sudah tersedia," jelasnya lebih lanjut.

Aplikasi ini juga memanfaatkan teknologi geospatial, sehingga para eksekutif bisa mendapat informasi melalui visualisasi geospasial (bird view) sehingga cepat dalam mengambil keputusan nantinya.

"Berbasiskan mobile application dan web application menjadikan aplikasi ini memiliki basis fitur yang cukup lengkap dalam menyajikan persiapan dan kesiapan pangan nasional dari sisi pertanian,” terang 

Seperti diketahui, ketahanan pangan merupakan rencana pemerintah untuk menyinergikan antara potensi masyarakat dengan lahan yang dimilikinya, sehingga bisa memberi pasokan sumber pangan nasional.

Namun saat ini banyak petani yang beralih profesi, sehingga lahan-lahan produktif berubah fungsi karena ketidakmampuan petani untuk mengelolanya. Ketidakmampuan disebabkan banyak faktor, baik pengetahuan, dana, maupun akses informasi mengenai daya beli pasar. 

Ironisnya, di satu sisi ternyata banyak juga tenaga-tenaga muda lulusan universitas dari jurusan agrikultura yang masih bingung mempraktekan teori yang diperolehnya selama ini.

Fakta yang tidak kalah penting adalah perlunya sebuah executive dashboardbagi pemerintah di setiap tingkatan, mengenai peta kekuatan pangan nasional secara terpadu, yang bisa menyajikan informasi secara cepat dan akurat langsung dari lapangan dan mengerucut hingga ke tingkat pusat.

Bertolak dari hal-hal tersebut di atas, EBconnection Indonesia, melakukan riset yang cukup panjang yang melibatkan berbagai praktisi lapangan dan telah melalui serangkaian pengujian algoritma atas aplikasi yang dibangunnya untuk menghubungkan seluruh komponen yang terkait untuk bersama-sama bisa menuju ketahanan pangan nasional.

Sementara, Putranto Yuwono selaku Direktur EBconnection Indonesia menjelaskan tujuan utama pembuatan aplikasi ini adalah membantu para petani, agar mereka percaya diri akan kemampuan mereka menggarap lahan yang mereka miliki.

"Kita ingin agar mereka punya keyakinan bahwa mereka adalah salah satu tulang punggung ketahanan pangan Nasional," tutur Putranto.

Ketika ditanya lebih lanjut, apa yang menjadi tantangan dalam implementasi aplikasi ini, Putranto mengatakan tekad dan kemauan dari semua pihak untuk segera menyelaraskan semua potensi yang ada, baik SDM, pemanfaatan lahan hingga penggunaan berbagai teknologi yang telah siap mendukung, di mana semua pihak berkomitmen untuk mengutamakan pencapaian target bersama.

"Ini hal yang terpenting. Adapun teknologi yang didukung dengan fakta praktek dan teori sudah melebur dalam aplikasi ini. Dan kami siap bekerjasama dengan pihak manapun selama visi dan misinya sama yaitu membantu para petani dan tercapainya ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.