Anda belum login [ Login ]
Resource » Berita Terkini | Artikel | Download
Cari di Arsip:

Pendirinya Serukan Hapus WhatsApp, Apa Telegram Lebih Aman?

Tanggal: 25 Nov 2019
Sumber: Fino Yurio Kristo - detikInet

NamaDomain.com,

Jakarta - Pendiri Telegram, Pavel Durov, baru saja menyerukan untuk menghapus WhatsApp karena dinilainya tidak aman. Akan tetapi apakah Telegram yang ia buat benar-benar terlindungi?

"Kecuali Anda tak masalah semua foto dan pesan Anda terbuka untuk publik suatu hari, Anda harus menghapus WhatsApp dari ponsel Anda," cetus Durov pada ratusan ribu pengikutnya di channel Telegram.

Celah besar memang cukup sering muncul di WhatsApp. Belum lama ini, spyware dari perusahaan Israel, NSO Group, bisa menginfeksi WhatsApp dan membobol datanya cukup dengan panggilan telepon yang bahkan tak perlu diterima.


Ia heran WhatsApp terus bermasalah soal keamanan sedangkan Telegram tidak. "Telegram, aplikasi yang mirip dalam hal kerumitan, tak pernah mengalami masalah dalam skala berat seperti WhatsApp dalam 6 tahun sejak peluncurannya," klaim dia.

Namun demikian, beberapa penelitian menyebut Telegram sebenarnya tidak lebih aman ketimbang WhatsApp. Kenapa serangan jarang terjadi, mungkin karena penggunanya jauh lebih kecil dibanding WhatsApp, yakni 200 juta dan 1,6 miliar.

Spyware Pegasus yang membobol WhatsApp ternyata juga dapat menyerang Telegram. "Pegasus bisa menguasai semua data seluler termasuk dari Skype, Telegram, Viber," sebut informasi yang beredar.


Dikutip detikINET dari Mashable, pembicaraan di Telegram tidaklah langsung disandi end to end seperti WhatsApp. Untuk itu, user harus mengaktifkan fitur Secret Chat untuk menambahkan perlindungan ekstra.

Dalam riset oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT), Telegram diketahui menggunakan protokol pesan yang dibuat sendiri atau proprietary yang disebut MTProto, yang tidak banyak diawasi.

"Dari sisi protokol yang digunakan, walaupun sama-sama belum terpecahkan, namun tingkat keamanan protokol Signal yang digunakan oleh WhatsApp diyakini lebih andal dibandingkan MTProto Telegram," sebut pakar keamanan dari Vaksincom, Alfons Tanujaya beberapa waktu silam.


Aplikasi ini memakai pula metode konvensional dalam menyimpan data, yakni memakai cloud yang artinya seluruh data komunikasi disimpan di server Telegram, sedangkan WhatsApp menganut sistem Client to Client dimana seluruh data komunikasi akan tersimpan di setiap client dan bukan di server WhatsApp.

"Meskipun Telegram mengklaim sampai hari ini tidak pernah membagikan sedikitpun data komunikasi pelanggannya kepada siapapun, namun fakta bahwa data komunikasi tersimpan di server Telegram itu sendiri sudah menambahkan faktor risiko kebocoran data di masa depan dibandingkan WhatsApp yang tidak memiliki data dan semuanya disimpan di masing-masing klien," papar Alfons.

Jadi meskipun punya fungsi Secret Chat, masih mungkin bagi pihak ketiga untuk mengamati informasi metadata di Telegram. "Artinya, jika ada pihak bisa memegang kontrol sistem server mereka, mereka dapat setidaknya mengakses pesan yang tidak disandi dan dipastikan pada seluruh metadata," sebut MIT.(fyk/fay)